Selalu Menjaga Amanah Pelanggan

Keris Dholog Kinatah Makoro Pamor Wiji Timun Era Pajang

34 Dilihat

Rp17,555,000

Keterangan Produk

Kode Keris : KA27
Dhapur Keris : Dholog Makoro
Pamor : Wiji Timun
Tangguh : Pajang
Panjang Bilah : 35 cm
Warangka : Gayaman Jogja Kayu Jati

Stok habis

Alasan berbelanja di Sejarahbudaya.Com
  • Pesanan sebelum jam 2 siang akan diproses dihari yang sama
  • Garansi uang kembali
  • Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
  • Deskripsi
  • Ulasan (0)
  • Deskripsi
    Berat2000 gram
    SKUKA27
    Kategori
    Tag, , , , , ,

    Keris Dholog Kinatah Makoro Pamor Wiji Timun Era Pajang

    Keris Dholok Kinatah Makoro Pamor Wiji Timun Era Pajang

    Keris Dholog Dholog, berasal dari bahasa Sansekerta yang merujuk pada pohon jati muda, membawa dalam dirinya ajaran yang dalam mengenai kesejatian hidup dan perubahan yang menyertainya. Ia menjadi metafora yang kuat dalam mengekspresikan fase-fase dalam kehidupan, menghadirkan filosofi tentang perjalanan manusia dalam mengarungi berbagai musim dan ujian yang dihadapi.

    Setiap peristiwa dalam kehidupan memiliki masa dan waktunya sendiri. Saat hidup terasa ringan, tak jarang kita dihadapkan pada masa-masa sulit, seperti musim kemarau yang melanda. Seperti pohon jati yang setiap tahunnya menjalani proses pengguguran daun pada musim kemarau sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Saat musim kering tiba, pohon jati menggugurkan daunnya, sebuah tanda penyesuaian diri dengan kondisi yang ada. Dalam penyerahan daun-daunnya, terkandung hikmah yang Tuhan sampaikan melalui pohon jati: kesediaan untuk menghadapi keterbatasan dan keadaan sulit.

    Meski tanpa daun, pohon jati sedang melalui sebuah proses untuk bertahan dalam kekeringan dan panas yang melanda. Ia sedang berada dalam “puasa” untuk bertumbuh, menyempurnakan dirinya dan memperbaiki kualitas kayunya. Proses ini menjadikan pohon jati sebagai salah satu yang terkuat. Begitu juga dalam hidup, perubahan dan ujian datang dan bisa menghantarkan pada masa-masa sulit. Namun, bersama Tuhan, kita diberi kekuatan untuk melalui setiap ujian, agar bisa menjadi pribadi yang kuat dan tak tergoyahkan.

    Seperti halnya pohon jati yang semakin tua akan menghasilkan kayu yang semakin berkualitas, dalam kehidupan, bertambahnya usia membawa pula pengetahuan, kebijaksanaan, dan kedewasaan. Dalam intinya, Keris Dholog bukan sekadar sebilah senjata, melainkan simbol kesejatian hidup, ketekunan, dan pengingat akan tujuan hidup yang sejati. Pemegangnya diajak untuk senantiasa mencari dan memahami makna hidup, tidak terombang-ambing oleh hal-hal yang negatif. Ia memegang teguh tujuan hidup yang telah ditentukan oleh Tuhan, sebagai perwujudan dari kekuatan sejati yang ada dalam diri manusia.

    Pamor Wiji Timun

    Pamor Wiji Timun dalam Keris: Filosofi Kerejekian dan Kekayaan Berlimpah

    Pamor Wiji Timun dalam dunia keris memiliki filosofi yang dalam terkait dengan kerejekian dan kekayaan yang berlimpah. Pamor ini secara khusus terinspirasi oleh biji mentimun dan melambangkan harapan pemilik keris untuk mendapatkan kekayaan yang melimpah, sebagaimana biji mentimun yang tidak dapat dihitung jumlahnya.

    1. Filosofi Biji Mentimun sebagai Lambang Kerejekian

    Biji mentimun dalam pamor Wiji Timun diartikan sebagai simbol kerejekian. Jumlah yang melimpah dari biji mentimun mencerminkan harapan akan keberlimpahan rezeki yang tak terhingga. Pemilik keris yang mengandung pamor ini percaya bahwa kekayaan yang diperoleh akan datang secara berlimpah, sebagaimana biji mentimun yang tumbuh begitu subur.

    2. Biji Mentimun yang Banyak dan Tak Terhitung sebagai Kekayaan yang Berlimpah

    Pemilik keris dengan pamor Wiji Timun meyakini bahwa biji mentimun yang banyak dan tidak dapat dihitung adalah perwujudan dari kekayaan yang melimpah. Filosofi ini menyiratkan bahwa seseorang yang memiliki keris dengan pamor ini akan diberkahi dengan rezeki yang berlimpah ruah, bahkan melebihi apa yang dapat dihitung atau diperkirakan.

    3. Harapan Pemilik Keris terhadap Kekayaan Tak Terbatas

    Pamor Wiji Timun bukan hanya sekadar ornamen pada bilah keris, melainkan harapan yang dalam bagi pemiliknya. Mereka berharap untuk meraih kekayaan yang tak terbatas, sebagaimana simbol biji mentimun yang berkembang tanpa batas. Pamor ini mengajarkan nilai-nilai harapan, keberanian, dan optimisme dalam meraih kehidupan yang lebih sejahtera.

    4. Ritual dan Penghargaan terhadap Pamor Wiji Timun

    Pemilik keris dengan pamor Wiji Timun seringkali melakukan ritual khusus yang berkaitan dengan harapan akan kekayaan dan kerejekian. Pengasahan keris atau serangkaian doa-doa tertentu dapat menjadi bagian dari upacara-upacara ini, sebagai bentuk penghormatan terhadap filosofi yang terkandung dalam pamor tersebut.

    5. Pentingnya Pelestarian dan Pemahaman Filosofi Keris

    Pamor Wiji Timun tidak hanya sekedar seni ukir pada keris, melainkan juga warisan budaya yang perlu dilestarikan. Dengan memahami filosofi di balik pamor ini, masyarakat dapat mempertahankan kekayaan budaya dan spiritualitas yang terkandung dalam tradisi pembuatan keris.

    Penutup: Pamor Wiji Timun sebagai Warisan Budaya Kekayaan dan Kerejekian

    Pamor Wiji Timun pada keris mengajarkan kita akan makna kerejekian dan kekayaan yang tak terbatas. Dalam seni ukir ini terdapat sebuah harapan besar untuk memperoleh keberlimpahan dalam kehidupan. Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap pamor ini, kita dapat menjaga kekayaan budaya dan spiritualitas yang tercermin dalam setiap keris yang dihiasi oleh pamor Wiji Timun.

    Kontak Admin Sejarah Budaya : 0857 3380 4499

    Ulasan (0)

    Ulasan

    Belum ada ulasan.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Keris Dholok Kinatah Makoro Pamor Wiji Timun Era Pajang
    Keris Dholog Kinatah Makoro Pamor Wiji Timun Era Pajang
    Rp17,555,000
    ×

    Shopping Cart

    Tidak ada produk di keranjang.

    Kembali ke toko