Selalu Menjaga Amanah Pelanggan

Keris Sengkelat Pamor Wos Wutah Mataram Srimanganti

46 Dilihat

Rp4,500,000

Keterangan Keris

  • Kode Keris : KAR805
  • Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13
  • Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah (besi berserat lembut)
  • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Srimanganti
  • Panjang Bilah : 34,5 cm
  • Pesi masih panjang original tidak sambungan
  • Warangka : Kayu Cendana kuno model Ladrang Surakarta
  • Handle / Gagang : Kayu kemuning kuno
  • Pendok : Bahan mamas Blewah surakarta
  • Mendak: kuno
  • Keris asli sepuh kuno sangat utuh

Stok habis

Alasan berbelanja di Sejarahbudaya.Com
  • Pesanan sebelum jam 2 siang akan diproses dihari yang sama
  • Garansi uang kembali
  • Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
  • Deskripsi
  • Ulasan (0)
  • Deskripsi
    Berat2000 gram
    SKUKAR805
    Kategori
    Tag, , , , , , , , , , , , , , ,

    Keris Sengkelat Pamor Wos Wutah Mataram Srimanganti

    Keterangan Keris

    • Kode Keris : KAR805
    • Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sengkelat Luk 13
    • Pamor (motif lipatan besi) : Wos Wutah (besi berserat lembut)
    • Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Mataram Srimanganti
    • Panjang Bilah : 34,5 cm
    • Pesi masih panjang original tidak sambungan
    • Warangka : Kayu Cendana kuno model Ladrang Surakarta
    • Handle / Gagang : Kayu kemuning kuno
    • Pendok : Bahan mamas Blewah surakarta
    • Mendak: kuno
    • Keris asli sepuh kuno sangat utuh

    Filosofi Keris Sengkelat

    keris sengkelat berluk tiga belas. Angka tiga belas dalam khasanah jawa sebagai las-lasaning urip, akhir kehidupan. Kemana manusia setelah mati? kemana kalau tidak bersatu dengan Allah kembali. Itulah pakem dhapur keris luk yang disebut sebagai “Mustikaning manembah – intisari bersujud”. Ada pemahaman lain bahwa lekuk tiga belas juga mempunyai arti tri welas; welas ing sesami, welas ing sato iwen, lan welas ing tetuwuhan. Semua ini diarahkan kepada keselarasan antara Aku manusia – alam dan lingkungannya serta Allah.

    Adapun angka 13 dalam tradisi jawa juga dianggap sebagai angka keramat. Angka 13 kadang oleh sebagian orang adalah angka pembawa sial, namun demikian angka ini juga dipercaya sebagai penolak bala, angka tiga belas merupakan angka 1 dan angka 3, keduanya merupakan angka ganjil yang penuh makna. Angka 1 merupakan angka pertama, memiliki makna permulaan, tunggal dan ke-Esa-an yang mencerimkan Ketuhanan. Sedangkan angka 3 merupakan angka ganjil yang mencerminkan keseimbangan. Angka 3 adanya manusia yang selalu mempunyai sifat tiga perkara hidup. Misalnya; Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali, yakni waktu, ucapan dan kesempatan. Maka hendaknya dijaga supaya tidak ada sesal kemudian. Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu, yakni rejeki, umur dan jodoh, mintalah pada Tuhan dan terakhir ada 3 hal dalam hidup yang pasti, adalah tua, sakit dan mati, persiapkanlah dengan sebaik-baiknya karena jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.

    Sekilas Sejarah Kerajaan Mataram

    Pada tahun 1955, perjanjian Giyanti membagi dua kerajaan Mataram menjadi Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta . Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana Kraton Yogyakarta sekarang berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachetokan, yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 meter persegi .

    Bangunan Kraton dengan arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat . Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat tersebut sebagai tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai Winongo dan sungai Code, sebuah daerah berawa yang dikeringkan.

    Bangunan Kraton membentang dari utara ke selatan. Halaman depan dari Kraton disebut alun-alun utara dan halaman belakang disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini menunjukkan bahwa Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya sebagai hal yang keramat.

    Disebut kraton adalah tempat bersemayam ratu ratu dan raja raja kesultan di dalam keraton adaa Bernama kedaton itu adalah tempat datu -datu atau ratu -ratu. Didalam bahas yang di pakai adalah Bahasa Indonesia adalah istilah ,jadi keraton adalah istana tapi bukan kraton .tetapi istilah kraton ialah sebuatan istana yang mengandung arti keagamaan ,arti filsafat dan arti kultuni( kebudayaan).

    Didalam keraton Yogyakarta terdapat banyak bangunan-bangunan ,dan halaman-halaman dan lapangan-lapangan.

    Dari halaman kraton ke utara terdapat banyak tempat-tempat seperti :

    1. kedaton/Prabayeksa

    2. Regol Danapratapa (pintu gerbang)

    3. Bangsal Kecana

    4. Sri Manganti

    5. Regol Srimanganti (pintu gerbang)

    6.Regol Brajanala, dll

    Admin Sejarah Budaya

    0857 3380 4499

    Ulasan (0)

    Ulasan

    Belum ada ulasan.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Keris Sengkelat Pamor Wos Wutah Mataram Srimanganti
    Keris Sengkelat Pamor Wos Wutah Mataram Srimanganti
    Rp4,500,000
    ×

    Shopping Cart

    Tidak ada produk di keranjang.

    Kembali ke toko