Keris Sinom Damar Murub Pamor Wahyu Tumurun Mataram
Rp2,500,000
Filosofi Keris Sinom : Sinom adalah penggambaran akan lukisan dari indahnya cerita masa muda, masa dimana seseorang tumbuh berkembang mengenal hal-hal baru, mencari identitas diri, beradaptasi dalam lingkungannya, dan mengolah bakat serta kreatifitasnya. Sebuah masa yang penuh dengan angan-angan, ambisi, dan harapan serta usaha mencari ilmu dalam menggapai suatu cita-cita.
Stok habis
Alasan berbelanja di Sejarahbudaya.Com
- Pesanan sebelum jam 2 siang akan diproses dihari yang sama
- Garansi uang kembali
- Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Berat | 2000 gram |
---|---|
SKU | KAR794 |
Kategori | Keris Kuno |
Tag | filosofi keris sinom, filosofi pamor wahyu tumurun, keris ageman, koleksi keris sinom, mahar keris sinom sepuh, pusaka keris sinom |
Keris Sinom Damar Murub Pamor Wahyu Tumurun Mataram
Filosofi Keris Sinom : Sinom adalah penggambaran akan lukisan dari indahnya cerita masa muda, masa dimana seseorang tumbuh berkembang mengenal hal-hal baru, mencari identitas diri, beradaptasi dalam lingkungannya, dan mengolah bakat serta kreatifitasnya. Sebuah masa yang penuh dengan angan-angan, ambisi, dan harapan serta usaha mencari ilmu dalam menggapai suatu cita-cita.
Jika diambil arti harafiah, sinom bermakna daun pohon asem yang masih muda atau rambut yang berada di dahi (bathuk = jawa), halus dan lembut sekali. Sinom mempunyai sifat yang masih enom (muda), seperti anak kecil yang baru mencari dunianya. Seyogyanya jika bersosialisasi dengan orang lain, nada bicara dan intonasi harus lembut (halus), ramah, murah senyum dan menghargai. Tidak hanya pandai berbicara tetapi juga bisa mendengar, sehingga bisa membuat orang yang kita ajak berinteraksi menjadi kesengsem (terkesima).
Pamor Wahyu Tumurun
Pamor Wahyu Tumurun memiliki makna sebuah pengharapan yang tinggi agar pemiliknya selalu diberikan petunjuk atau wahyu yang berkaitan dengan pangkat, jabatan, dan kemapanan, karena untuk mencapai kedudukan tinggi perlu adanya wahyu atau campur tangan Tuhan.
Manusia boleh memiliki kepandaian, keterampilan dan kecerdasan dalam berbagai hal, atau bahkan memiliki banyak pengikut sekalipun tapi tanpa adanya wahyu atau kehendak Tuhan, maka semua itu akan sia-sia.
Itulah filosofi dari pamor Keris Wahyu Tumurun, yaitu agar Manusia selalu ingat kepada Tuhan dan selalu mengikut sertakan Tuhan dalam setiap langkahnya, karena kehendak Tuhan-lah yang akan menentukan segalanya.
Pamor Keris Wahyu Tumurun merupakan pesan tentang hubungan manusia dengan Tuhan dalam segala hal, bahwa semua hal termasuk pangkat dan kedudukan adalah mutlak kehendak Tuhan sebagai titipan atau amanat yang harus dijaga sebaik mungkin. Maka sudah selayaknya jika pangkat dan kedudukan tidak menjadikan manusia menjadi lupa diri dan takabur.
Keterangan Keris
- Kode Keris : KAR794
- Dhapur Keris : Sinom
- Pamor : Wahyu Tumurun
- Tangguh (era pembuatan) : Mataram
- Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Tinoho
Sejarah Mataram
Kerajaan Mataram didirikan oleh Danang Sutawijaya pada sekitar tahun 1586. Sutawijaya adalah anak dari Ki Ageng Pamanahan yang mendapat kepercayaan dari Raja Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya untuk memimpin wilayah Hutan Mentaok. Sutawijaya memberi nama kawasan Hutan Mentaok menjadi Mataram, dan dia mendapat gelar Panembahan Senopati.
Pada suatu ketika terjadi huru-hara perebutan penerus tahta kekuasaan di Kerajaan Pajang antara Pangeran Benowo dengan Arya Pangiri. Pada tahun 1583 Arya Pangiri menjadi Raja Kerajaan Pajang menggantikan Sultan Hadiwijaya. Namun selama berkuasa dia mengabaikan kepentingan rakyat sehingga membuat Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi penguasa di Jipang memberontak.
Dengan dibantu oleh Panembahan Senopati, Pangeran Benowo menyerang Pajang yang dipimpin Arya Pangiri. Pajang berhasil dikalahkan dan Pangeran Benowo dinobatkan menjadi raja ketiga.
Namun kekuasaan Pangeran Benowo tidak berlangsung lama, sebab dia lebih memilih untuk menyebarkan agama Islam. Pada tahun 1586 kekuasaan Pangeran Benowo di Pajang berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota.
Panembahan Senopati atau Sutawijaya kemudian menjadikan Pajang sebagai negeri bawahan Mataram. Sejak saat itulah kemudian resmi didirikan Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram resmi berdiri sekitar tahun 1586 dan dipimpin oleh Panembahan Senopati, seperti tertulis dalam buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram oleh Soedjipto Abimanyu.
Ulasan
Belum ada ulasan.