Selalu Menjaga Amanah Pelanggan

Tradisi Perang Sarung atau Tarung Sarung Bermula dari Kebudayaan Suku Bugis Sulawesi Selatan

Tradisi Perang Sarung atau Tarung Sarung Bermula dari Kebudayaan Suku Bugis Sulawesi Selatan

Perang sarung atau tarung sarung akhir-akhir ini marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Sumedang Jawa Barat, pada malam Ramadhan menjelang makan sahur. Perang sarung ini awalnya candaan anak anak laki laki selepas solat dengan memukulkan sarung yang dilipat lipat (digulung) kemudian dipukulkan ke lawan bermain.

Namun, karena pesertanya tidak hanya satu orang, dan kadang banyak peserta yang curang, di gulungan sarung itu disisipi benda tumpul atau batu sehingga menyebabkan luka kepada lawan perang. Pihak korban yang sama sama banyak massa nya, membalas pukulan tersebut hingga terjadilah bentrokan sarung.

Secara sejarah, perang sarung atau tarung sarung ini bermula dari Kebudayaan Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Suku Bugis yang sebagian besar terletak di Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri dalam adat dan budayanya. Adat penyelesaian masalah yang unik bernama Sijagang Laleng Lipa atau disebut tarung sarung.

Sijagang Laleng Lipa adalah salah satu ritual penting pada masyarakat Bugis yang keberadaannya hampir hilang ditelan zaman. Ritual ini dilakukan dengan menyatukan dua pria di dalam sebuah sarung. Kedua pria nantinya akan saling bertarung dan adu kekuatan hingga keduanya sama-sama mati atau sama-sama hidup. Jarang dalam ritual ini pihak yang mati atau hidup sendirian.

Ritual Sijagang Laleng Lipa mulai dilakukan pada masa Kerajaan Bugis ratusan tahun lalu. Di masa lalu, jika ada dua keluarga yang berseteru, penyelesaian terakhirnya adalah dengan adu kekuatan ini. Kalau ada keluarga yang harga dirinya diinjak, pertarungan ini akan dilangsungkan agar segala permasalahan segera diselesaikan dan perselisihan tidak terus terjadi.

Bagi masyarakat Bugis, harga diri adalah hal paling penting dari sebuah keluarga. Kalau sampai hal ini diinjak, kedua belah pihak akan mulai mengadakan musyawarah untuk menyelesaikannya. Sayangnya, tidak semua musyawarah yang dilakukan akan menghasilkan kata mufakat. Musyawarah kerap berakhir dengan kebuntuan hingga Sijagang Laleng Lipa.

Sijagang Laleng Lipa dilakukan sebagai jalan terakhir setelah mufakat tidak juga datang. Dengan melakukan ini, kedua belah pihak tidak akan ada dendam lagi. Apa pun yang terjadi pada ritual ini, kedua belah pihak harus sama-sama lapang dada. Tidak ada lagi perseteruan lagi yang menyebabkan keributan d mana-mana.

Ritual Sijagang Laleng Lipa tidak dilakukan begitu saja tanpa adanya sebuah ritual dan kesepakatan antara dua belah pihak. Setiap keluarga yang saling berseteru akan memilih satu pria terbaiknya. Pria-pria ini adalah jagoan dari keluarga yang akan mengerahkan semua kekuatannya tanpa berniat untuk menyerah.

Sementara itu, Sosiolog Universitas Padjajaran (Unpad), Nunung Nurwati menjelaskan perang sarung atau tarung sarung sebetulnya merupakan warisan tradisi dari Suku Bugis di Makassar, Sulawesi Selatan. Tradisi itu memang sudah mulai ditinggalkan di tempat asalnya dan kini malah dikonotasikan negatif di kalangan anak muda dengan bentuk kegiatan ekstrem yang justru meresahkan masyarakat.

“Jadi sebetulnya, perang sarung atau tarung sarung itu tradisi dari Suku Bugis. Tahun 70-an tradisi itu sudah ditinggalkan, dan kekinian istilah tersebut malah digunakan anak-anak muda kita dengan kegiatan yang justru mengarahkan ke ranah tawuran. Itu jelas salah kaprah,” katanya.

You also like

Tradisi Slametan

Slametan adalah salah satu tradisi keagamaan dan budaya yang berasal dari masyarakat Jawa, Indonesia. Tradisi ini biasanya dilaksanakan…

Sejarah Bahasa Jawa Kuno

Budaya Jawa adalah warisan budaya yang sangat kaya dan beragam, namun, beberapa tradisi dan praktik telah mulai mengalami…

Menentukan Ageman Pusaka Dengan Weton Kelahiran Dan Wuku

WUKU adalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 1 pekan atau 1 minggu. Satu minggu terdiri dari…
Ampuhnya Tuah Keris Pamor Junjung Derajat, Selalu Diburu Para Pejabat

Ampuhnya Tuah Keris Pamor Junjung Derajat, Selalu Diburu Para Pejabat

Keris bagi masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta merupakan barang pusaka. Selain diyakini memiliki tuah tertentu, pada zaman dulu keris…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

×

Shopping Cart

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko